Ketika pertama kali mendengar istilah HIV/AIDS tentunya yang berada
dalam pikiran kita adalah gambaran sebuah penyakit yang berbahaya dan
sampai saat ini belum ditemukan pengobatan yang tepat dan berhasil
menyembuhkan penyakit ini. Penyakit HIV adalah salah satu jenis penyakit
yang cara penularannya adalah melalui hubungan seksual. Dalam bahasa
medisnya adalah masuk dalam golongan Penyakit Menular Seksual (PMS).
HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah Virus yang menyerang
daya tahan tubuh (sistem imun/kekebalan tubuh) manusia. Segala penyakit
yang disebabkan virus ataupun infeksi seringkali berkaitan dengan daya
tahan tubuh seseorang. Pada jenis penyakit virus biasa, dengan daya
tahan yang lemah virus akan lebih mudah menyerang. Tetapi bila daya
tahan tubuh kita bagus, maka akan mengalami kesulitan dalam melakukan
penyerangan terhadap tubuh.
Tidak demikian dengan HIV ini. Justru HIV ini akan menyerang sistem
kekebalan tubuh seseorang. Sehingga bila seseorang telah terjangkit,
maka daya tahan tubuh seseorang dari hari ke hari akan semakin menurun.
Sehingga efek dari virus penyebab HIV ini seseorang akan mudah terkena
infeksi. Bila tidak terdeteksi dari awal, justru penyakit HIV ini akan
dikenali dan bisa dideteksi bila seseorang sudah terkena infeksi
tambahan.
Jika HIV ini tidak mendapatkan penanganan dan pengobatan HIV yang tepat
dalam kurun waktu kurang lebih selama 5-10 tahun akan bisa berkembang
menjadi AIDS. AIDS ini adalah kependekan kata dari Acquired Immune Deficiency Syndrome, merupakan
sekumpulan gejala penyakit (syndrome) akibat penurunan daya tahan
(imune) yang disebabkan oleh virus HIV. Pengobatan AIDS yang digunakan
selama ini adalah menggunakan obat-obatan antiretroviral. Obat
antiretroviral digunakan dalam pengobatan infeksi HIV. Obat-obatan ini
bekerja melawan infeksi itu sendiri dengan cara memperlambat reproduksi
HIV dalam tubuh.
Berikut beberapa tanda gejala HIV AIDS yang perlu kita waspadai :
- Penurunan Berat Badan dengan Cepat. Penurunan berat badan ini
biasanya tanpa ada sebab yang jelas. Hal ini karena biasanya pada
penderita penyakit ini akan mulai kehilangan selera makannya. Walaupun
makan dengan banyak kalori, karbohidrat, bergizi tetapi berat badan akan
tetap menurun.
- Diare yang Tak Kunjung Sembuh. Bila kita menjumpai seseorang
yang mengalami diare berkepanjangan dan telah mendapatkan berbagai macam
pemberian obat atau pun antibiotik belum juga sembuh, maka hal ini
patut kita curigai dan waspadai bahwasannya seseorang tersebut tengah
menderita salah satu gejala HIV. Apalagi bila faktor resiko banyak
terdapat pada seseorang tersebut.
- Demam dan Flu yang Tidak Kunjung Sembuh. Seseorang tersebut
akan mengalami demam yang berkelanjutan dan hilang timbul dan biasanya
demam mencapai lebih dari 39 derajat celcius dan tak sembuh setelah kita
berikan beberapa jenis obat antipiretika (penurun panas).
- Cepat Merasa Lelah. Karena jenis virus menyerang sistem
kekebalan tubuh maka penderita HIV AIDS ini akan cepat merasakan lelah
walaupun dalam aktifitas yang tak terlalu banyak.
Hanya saja tanda ciri di atas bila terdapat pada diri seseorang kita
juga tak boleh langsung memvonis bahwa seseorang tersebut mengidap
penyakit AIDS, harus ada beberapa pemeriksaan lebih lanjut untuk bisa
membuktikan kebenaran akan diagnosa penyakit yang satu ini.
Ada beberapa cara penularan penyakit ini. Cara penularan HIV/AIDS bisa melalui perantara sebagai berikut:
- Seks bebas dengan penderita yang positif mengidap HIV. Maka bagi
para pelaku seks bebas biasanya akan menggunakan salah satu alat
kontrasepsi yaitu kondom. Maka ketika menteri kesehatan baru Indonesia
yang dilantik menggantikan Endang Rahayu Sedyaningsih pada tanggal 14
Juni 2012 lalu ketika mengkampanyekan pemakaian kondom ini menuai
kontroversial. Karena banyak juga masyarakat yang menilai bahwa kampanye
pemakai kondom kontroversial tersebut akan bisa membuat persepsi bahwa
hal tersebut menghalalkan akan adanya seks bebas pula.
- Mendapatkan transfusi darah yang tercemar akan virus HIV.
- Penggunaan jarum suntik yang bergantian, penggunaan jarum tindik
atau pun pembuatan tatto yang telah tercemar virus HIV. Dalam hal
penggunaan jarum suntik, maka para pemakai narkoba yang menggunakan
jarum suntik sebagai medianya adalah termasuk dalam golongan orang yang
mempunyai resiko tinggi tertular penyakit AIDS ini.
- Penularan dari ibu hamil yang positif HIV AIDS kepada janin yang
dikandungnya. Sehingga bila bayi tersebut lahir maka sang bayi akan bisa
mengidap pula penyakit yang serupa.
Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan dalam mencegah penyakit HIV AIDS
ini. Langkah-langkah pencegahan HIV AIDS yang bisa dilakukan adalah
dengan cara:
- Setia terhadap pasangan kita (pasangan suami istri). Jangan sampai
kita melakukan seks bebas. Karena selain hal tersebut dilarang agama dan
termasuk perbuatan dosa besar, dampak negatif dari seks bebas salah
satunya adalah penyebaran penyakit ini yang dari tahun ke tahun jumlah
penderitanya semakin meningkat. Fenomena gunung es juga menggambarkan
bahwa banyak penderita AIDS yang tidak terdeteksi.
- Bagi para tenaga kesehatan yang berhubungan erat dengan pasien, maka
kewaspadaan ekstra harus tetap dilakukan. Karena penularan penyakit HIV
AIDS adalah melalui perantara produk darah dan cairan tubuh, maka harus
dilakukan dengan cara Kewaspadaan Universal (Universal Precaution).
Kewaspadaan Universal adalah panduan mengenai pengendalian infeksi yang
dikembangkan untuk melindungi para pekerja di bidang kesehatan dan para
pasiennya sehingga dapat terhindar dari berbagai penyakit yang
disebarkan melalui darah dan cairan tubuh tertentu. Bisa dilakukan
dengan cara hand hygiene, melakukan desinfeksi instrumen kerja dan
peralatan yang terkontaminasi, cara penanganan dan pembuangan
barang-barang tajam dengan benar.
Pengobatan serta perawatan penyakit ini dilakukan dengan berbagai
tahapan dan juga sejumlah unsur yang berbeda, yang meliputi konseling
dan tes mandiri (VCT), dukungan bagi pencegahan penularan HIV, konseling
tindak lanjut, saran-saran mengenai makanan dan gizi, pengobatan IMS,
pengelolaan efek nutrisi, pencegahan dan perawatan infeksi oportunistik
(IOS), dan pemberian obat antiretroviral.